Beranda | Artikel
Bab Berangan-Angan
Senin, 12 Juni 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Bab Berangan-Angan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 16 Dzulqa’dah 1444 H / 05 Juni 2023 M.

Kajian Islam Tentang Bab Berangan-Angan

Dari Abu Yazid -atau Ma’an ibnu Yazid- sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda.

اجتمعوا في مساجدكم وكلما اجتمع قوم فليؤذنوني فأتانا أول من أتى فجلس فتكلم متكلم منا ثم قال ان الحمد لله الذي ليس للحمد دونه مقصد ولا وراءه منفذ فغضب فقام فتلاومنا بيننا فقلنا أتانا أول من أتى فذهب إلى مسجد آخر فجلس فيه فأتيناه فكلمناه فجاء معنا فقعد في مجلسه أو قريبا من مجلسه ثم قال الحمد لله الذي ما شاء جعل بين يديه وما شاء جعل خلفه وان من البيان سحرا ثم أمرنا وعلمنا

“Berkumpullah kalian di masjid-masjid kalian, dan ketika orang-orung telah berkumpul maka panggillah saya.” Lalu datanglah orang pertama yang kemudian duduk, lalu salah seorang di antara kami ada yang berbicara seraya berkata, ‘Sesungguhnya segala puji bagi Allah yang tiada pujian yang ditujukan kecuali untukNya, yang terjadi dan tidak ada dibaliknya yang menerapkannya.’

Kemudian Nabi marah dan berdiri, maka kami saling mencela di antara kami. Kami berkata, ‘Telah datang kepada kami orang yang pertama datang, kemudian berangkat ke masjid yang lain dan duduk di sana. Lalu kami mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan meminta maaf kepadanya. Kemudian Nabi datang bersama kami dan duduk di tempatnya atau dekat dari tempat duduknya yang awal, lalu beliau bersabda, ‘Segala puji bagi Allah yang apabila Dia berkehendak, Dia jadikan apa yang di depanNya, dan kalau Dia berkehendak meletakkan di belakangNya. Sesungguhnya sebagian dari Al Bayan (penjelasan/omongan orang) itu sihir.’ Kemudian Nabi memerintahkan dan mengajari kami.” (HR. Bukhari)

Masjid yang pertama didatangi ternyata ditinggal oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dikarenakan ada orang yang berbicara berlebih-lebihan dan dibuat-buat.

Bab Berangan-Angan

Biasanya angan-angan adalah sesuatu yang sulit untuk diwujudkan, tapi orang boleh berangan-angan. Hanya saja jangan sampai angan-anganmu hanya urusan dunia.

Al-Imam Bukhari menyebutkan di sini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berangan-angan menginginkan sesuatu.

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,

أرق النبي صلى الله عليه وسلم ذات ليلة فقال ليت رجلا صالحا من أصحابي يجيئني فيحرسني الليلة إذ سمعنا صوت السلاح فقال من هذا قيل سعد فقال سعد يا رسول الله جئت أحرسك فنام النبي صلى الله عليه وسلم حتى سمعنا غطيطه

“Pada suatu malam Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak bisa tidur, lalu beliau berkata, ‘Andaikata ada lelaki yang shalih dari sahabatku yang datang kesini kemudian menjagaku malam ini” Tiba-tiba saya mendengar suara senjata (pedang), maka beliau bertanya, ‘Siapa ini?’ Dia menjawab, ‘Sa’ad Wahai Rasulullah! Saya datang untuk menjagamu.’ Kemudian Nabi tidur, sehingga kami mendengar dengkurannya.” (HR. Bukhari)

Kejadian ini sebelum firman Allah:

…وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ…

“Dan Allah menjagamu dari manusia.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 67)

Sejak turunnya ayat ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak lagi dikawal dan dijaga.

Dari peritiwa ini para ulama menyimpulkan bahwa boleh seorang pejabat, raja atau siapapun yang dia memerlukan bodyguard untuk dijaga. Karena Nabi berangan-angan dan tidak mungkin angan-angannya sesuatu yang terlarang.

Di sini juga ada adab yang bisa kita ambil. Bahwa orang ketika ditanya nama, jangan jawabannya “Aku”. Tapi sebutkan nama.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52975-bab-berangan-angan/